pengelolaan kelas

  1. Pengertian pengelolaan kelas

Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata yaitu, pengelolaan dan kelas. Pengelolaan itu sendiri akar katanya adalah “ kelola“, ditambah awalan “pe” dan akhiran “an”. Istilah lain dari pengelolaan kelas adalah manajemen. Manajemen adalah kata aslinya dari bahasa inggris, yaitu management. Yang berarti ketatalaksanaan, tatapimpinan, pengelolaan. Secara umum Suharsimi mengatakan bahwa manajemen atau pengelolaan adalah pengadministrasian, pengaturan atau penataan suatu kegiatan

Sebagai tenaga profesional, seorang guru dituntut mampu mengelola kelas yaitu menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar yang optimal bagi tercapainya tujuan pengajaran. “Pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan oleh guru dalam menciptakan dan mempertahankan serta mengembang tumbuhkan motivasi belajar untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan”.

Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan (Suharsimi Arikonto, 1992:67-68)

Sedangkan menurut Hadari Nawawi menyatakan bahwa pengelolaan kelas adalah kemampuan guru dalam mendayagunakan potensi kelas berupa pemberian kesempatan yang seluas-luasnya pada setiap personal untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang kreatif dan terarah sehingga waktu dan dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efisien untuk melakukan kegiatan-kegiatan kelas yang berkaitan dengan kurikulum dan perkembangan murid.

Menurut Sudirman N, dkk (dalam Djamarah, 2006:177), Pengelolaan kelas adalah upaya mendayagunakan potesi kelas.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas adalah upaya mendayagunakan potensi kelas yang dilakukan oleh penanggungjawab kegiatan belajar-mengajar agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

  1. Tujuan Pengelolaan Kelas

       Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Suharsimi Arikunto (1988:68 berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah setiap anak dikelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.

  1. Langkah-langkah Pengelolaan Kelas

       Setidaknya ada delapan langkah yang harus dilakukan oleh guru agar mampu menguasai dan mengelola kelas dengan baik. Kedelapan langkah tersebut menurut Hunt dalam Dede Rosyada, (2004: 183) yang dikutip oleh Ana Rosilawati (2008: 129-133), adalah:

  1. Persiapan yang cermat

Yang dimaksud persiapan yang cermat disini adalah guru harus mengenali benar siswanya, karena mereka memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Ada yang memiliki kemampuan mengerjakan tugas dengan cepat, dan ada pula yang lambat. Mereka yang memiliki kemampuan mengerjakan tugas dengan cepat, harus diberi aktitas lainnya. Ini dimaksudkan agar mereka yang cepat mengerjakan tugas, tidak mengganggu temannya yang sedang mengerjakan tugas.

  1. Tetap menjaga dan terus mengembangkan rutinitas

Agar siswa tidak selalu dibingungkan dengan gaya dan model penugasan yang terus berubah, tidak ada salahnya guru menjaga rutinitas. Kecepatan siswa memahami apa yang akan dilakukan gurunya, akan mampu mengurangi keributan dikelas.

  1. Bersikap tenang dan terus percaya diri

Dengan ketenangan dan kepercayaan diri yang tinggi, guru akan mampu mengendalikan siswa-siswanya, sehingga proses pembelajaran akan berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan, karena dengan bersikap tenang dan percaya diri, guru tidak akan mudah panik dan kehilangan keseimbangan, serta tidak akan ragu ketika menghadapi siswa-siswanya.

  1. Bertindak dan bersikap professional

Seharusnya seorang guru harus bertindak dan bersikap profesional yang tidak hanya mampu melaksanakan tugas pokoknya, namun juga mampu melaksanakan hal-hal yang terkait denagn keberhasilan tugas pokok tersebut.

  1. Mampu mengenali prilaku yang tidak tepat

Dalam hal ini guru harus mampu mengenali perilaku tidak tepat dari siswa-siswanya, yakni dalam bentuk apa perilakunya, kapan akan muncul, dan apakah perilaku tersebut sudah memerlukan respon dari guru atau belum.

  1. Menghindari langkah mundur

Jika guru tidak bisa mengatasi gangguan kecil, sehingga gangguan itu terus membesar dan mengganggu siswa lainnya maka guru tidak boleh melangkah mundur. Agar tidak melangkah mundur, maka guru harus melakukan hal-hal berikut:

  1. Menegur siswa yang melakukan perbuatan tidak benar dalam kelas, saat sudah mengganggu orang lain.
  2. Terus amati siswa yang diberi teguran agar tidak menimbulkan gangguan berikutnya
  • Gunakan otoritas terhadap siswa yang melakukan perlawanan, dengan mengedepankan aturan yang sudah disepakati bersama.
  1. Berikan bimbingan dan arahan pada siswa-siswa yang nakal diluar kelas, dan tidak mengganggu waktu belajar siswa-siswa yang lain.
  2. Tetap tenang dan penuh percaya diri ketika menghadapi dan menyelesaikan masalah siswa didalam kelas.
  1. Berkomunikasi dengan orang tua siswa secara efektif

Komunikasi yang baik dengan orang tua dapat membantu pengelolaan kelas, karena semua perlakuan guru terhadap siswanya memperoleh kepercayaan dari orang tuanya. Ini dimaksudkan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dengan orang tua siswa, apalagi kepada orang tua dari siswa yang bermasalah.

  1. Menjaga kemungkinan munculnya masalah

Agar terjaga dari kemungkinan ini, sebaiknya guru melakukan hal-hal sebagai berikut:

  • Penataan kelas secara fisik harus terlihat nyaman untuk belajar
  • Kurikulum harus tersusun berbasis pada tingkat kemampuan siswa
  • Sikap guru yang tenang, antuasias, penuh optimistik, akrab, namun tetap menjaga wibawa keguruannya.
  • Kemampuan guru yang selalu menjadi harapan siswa dan mampu membuktikan bahwa dia dapat memenuhi harapan mereka.
  • Sistem yang dikembangkan di sekolah mendukung bagi guru untuk mengembangkan pengelolaan kelas yang efektif, seperti sistem administrasi akademik memungkinkan guru untuk mengembangkan berbagai inovasi pembelajaran, dan terkomunikasikan dengan baik pada orang tua siswa.
  • Membuat perencanaan untuk hal-hal atau kejadian-kejadian yang tidak terduga.
  • Penampilan mengajar yang dapat diterima semua siswa, kelas dikelola dengan baik, penyampaian guru yang jelas dan mudah dipahami, dan membuat suasana yang menyenangkan bagi semua orang di dalam kelas.
  1. Djamarah (2006) pendekatan-pendekatan dalam pengelolaan kelasadalah sebagai berikut
  2. Pendekatan Otoriter

Pendekatan otoriter memandang bahwa manajerial kelas sebagai suatu pendekatan pengendalian perilaku peserta didik oleh guru.Pendekatan ini menempatkan guru dalam peranan menciptakan dan memelihara ketertiban di kelas dengan menggunakan strategi pengendalian.Tujuan guru yang utama ialah mengendalikan perilaku peserta didik. Guru bertanggung jawab mengendalikan perilaku peserta didik karena gurulah yang paling mengetahui dan berurusan dengan peserta didik. Tugas ini sering dilakukan guru dengan menciptakan dan menjalankan peraturan dan hukuman.

Kelemahan :

Pendekatan otoriter janganlah dipandang sebagai strategi yang bersifat mengintimidasi.Guru yang mempraktekkan pendekatan otoriter tidak memaksakan kepatuhan, merendahkan peserta didik, dan tidak bertindak kasar. Guru otoriter bertindak untuk kepentingan peserta didik dengan menerapkan disiplin yang tegas.Pendekatan ini kurang mantap dalam pelaksanaan baik perintah maupun larangan dapat diterapkan atas dasar generalisasi masalah – masalah pengelolaan kelas tertentu.

Kelebihan :

Pendekatan otoriter menawarkan lima strategi yang dapat diterapkan dalam memanajemeni kelas yaitu (1) menetapkan dan menegakkan peraturan, (2) memberikan perintah, pengarahan, dan pesan, (3) menggunakan teguran, (4) menggunakan pengendalian dengan mendektai, dan (5) menggunakan pemisahan dan pengucilan.

Otoriter : Pengelolaan kelas sebagai proses untuk mengontrol tingkah laku siswa kearah disiplin, bila timbul masalah – masalah yang merusak kedisiplinan dan ketertiban kelas maka menggunakan pendekatan perintah dan larangan, penekanan dan penguasaan, penghukuman dan pengancaman

  1. Pendekatan Intimidasi

Pendekatan intimidasi adalah pendekatan yang memandang manajemen kelas sebagai proses pengendalian perilaku peserta didik. Berbeda dengan pendekatan otoriter yang menekankan perilaku guru yang manusiawi, pendekatan intimidasi menekankan pada perilaku guru yang mengintimidasi.Bentuk-bentuk intimidasi itu seperti hukuman yang kasar, ejekan, hinaan, paksaan, ancaman, menyalahkan.Peranan guru adalah memaksa peserta didik berperilaku sesuai dengan perintah guru.

Kelemahan :

Kendatipun pendekatan intimidasi telah dipakai secara luas dan ada manfaatnya, terdapat kecaman terhadap pendekatan ini.Penggunaan pendekatan ini hanya bersifat pemecahan masalah secara sementara dan hanya menangani gejala-gejala masalahnya, bukan masalahnya itu sendiri. Kelemahan lain yang timbul dari penerapan pendekatan ini adalah tumbuhnya sikap bermusuhan dan hancurnya hubungan antara guru dan peserta didik.

Siswa merasa dikucilkan dan takut terhadap guru, pendekatan ini tidak berlaku untuk situasi kelas yang ricuh atau ramai keseluruhan karena bersifat individu.Penggunaan pendekatan ini hanya bersifat pemecahan masalah secara sementara dan hanya menangani gejala-gejala masalahnya, bukan masalahnya itu sendiri. Kelemahan lain yang timbul dari penerapan pendekatan ini adalah tumbuhnya sikap bermusuhan dan hancurnya hubungan antara guru dan peserta didik

Kelebihan :

Pendekatan intimidasi berguna dalam situasi tertentu dengan menggunakan teguran keras.Teguran keras adalah perintah verbal yang keras yang diberikan pada situasi tertentu dengan maksud untuk segera menghentikan perilaku siswa yang penyimpangannya berat. Misal, guru memergoki dua peserta didik berkelahi.kemudian guru bertindak “berhenti” dengan harapan setelah mendengar suara guru kedua peserta didik itu akan berhenti berkelahi. Kehadiran guru membuat mereka takut, takut karena mereka membayangkan akan memperoleh hukuman yang sangat berat.

Intimidasi : Perlakuan yang menggunakan pendekatan ini akan menjadikan siswa tidak mengulangi perbuatannya lagi (siswa akan merasa jera) dan sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik

  1. Pendekatan Permisif

Pendekatan permisif adalah pendekatan yang menekankan perlunya memaksimalkan kebebasan siswa. Tema sentral dari pendekatan ini adalah: apa, kapan, dan dimana juga guru hendaknya membiarkan peserta didik bertindak bebas sesuai dengan yang diinginkannya. Peranan guru adalah meningkatkan kebebasan peserta didik, sebab dengan itu akan membantu pertumbuhannya secara wajar. Campur tangan guru hendaknya seminimal mungkin, dan berperan sebagai pendorong mengembangkan potensi peserta didik secara penuh.

Kelemahan

Pendekatan permisif sedikit penganjurannya.Pendekatan ini kurang menyadari bahwa sekolah dan kelas adalah sistem sosial yang memiliki pranata-pranata sosial.Dalam sistem sosial para anggotanya, dalam hal ini guru dan peserta didik menyandang hak dan kewajiban.Mereka diharapkan bertindak sesuai dengan hak dan kewajibannya dan diterima oleh semua pihak. Perbuatan yang bebas tanpa batas akan memerkosa dan mengancam hak-hak orang lain.

Melalui pendekatan ini pengajar memandang mudah, tak banyak risiko. Namun sebenarnya pengajar gegabah dalam mengambil cara pendekatan, mengalihkan, menukar, mengganti suatu tugas atau penanggungjawab. Padahal pembelajar memiliki harga diri pribadi serta pola berpikir yang tidak sama. Pendekatan ini juga kurang menguntungkan dan tanpa kontrol yang memandang ringan terhadap gejala-gejala yang muncul seperti: mengalihkan, memasabodohkan, membiarkan dan memberi kebebasan terhadap peserta didik. Pihak pengajar dan pembelajar tampak bebas, kurang memikat. Pendekatan ini kurang menyadari bahwa sekolah dan kelas adalah sistem sosial yang memiliki pranata-pranata social

Kelebihan :

Banyak pendapat yang mengatakan bahwa pendekatan permisif dalam bentuknya yang murni tidak produktif diterapkan dalam situasi atau lingkungan sekolah dan kelas.Namun disarankan agar guru memberikan kesempatan kepada para peserta didik melakukan urusan sendiri apabila hal itu berguna. Urusan itu seperti para peserta didik memperoleh kesempatan secara psikologis, memilkul risiko yang aman, mengatur kegiatan sekolah sesuai cakupannya, mengembangkan kemampuan memimpin diri sendiri, disiplin sendiri, dan tanggung jawab sendiri. Dengan demikian, guru harus dapat menemukan cara untuk memberikan kebebasan sebesar mungkin kepada peserta didik di satu sisi, di sisi lain tetap dapat mengendalikan kebebasan itu dengan penuh tanggung jawab.

Permisif : Memiliki tema sentral yaitu apa, kapan dan dimana juga guru hendaknya membiarkan peserta didik bebas sesuai dengan yang diinginkannya. Peranan guru adalah meningkatkan kebebasan peserta didik , sebab dengan itu akan mudah membantu pertumbuhan secara wajar. Campur tangan guru hendaknya seminimal mungkin, dan berperan sebagai pendorong mengembangkan potensi peserta didik secra penuh.

  1. Pendekatan Buku Masak

Pendekatan buku masak adalah pendekatan berbentuk rekomendasi berisi daftar hal-hal yang harus dilakukan atau yang tidak harus dilakukan oleh seorang guru apabila menghadapi berbagai tipe masalah manajemen kelas. Daftar tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak harus dilakukan ini biasanya dapat ditemukan dalam artikel: Tiga puluh cara untuk memperbaiki perilaku peserta didik, misalnya karena daftar ini sering merupakan resep yang cepat dan mudah, pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan “buku masak”.

Kelemahan :

Pendekatan buku masak tidak dijabarkan atas dasar konsep yang jelas, sehingga tidak ditemukan prinsip-prinsip yang memungkinkan guru menerapkan secara umum pada masalah-masalah lain. Pendekatan ini cenderung menumbuhkan sikap reaktif pada diri guru dalam memanajemeni kelas. Dengan kata lain, guru biasanya memberikan reaksi terhadap masalah tertentu dan sering mempergunakan dalam jangka pendek. Kelemahan lain pendekatan buku masak adalah apabila resep tertentu gagal mencapai tujuan, guru tidak dapat memilih alternatif lain, karena pendekatan ini bersifat mutlak. Guru yang bekerja dengan kerangka acuan buku masak akan merugikan diri sendiri dan tidak mungkin menjadi manajer kelas yang efektif.

Apabila resep tertentu gagal mencapai tujuan, guru tidak dapat memilih alternatif lain karena pendekatan ini bersifat mutlak. Guru yang bekerja dengan kerangka acuan buku masak akan merugikan diri sendiri dan tidak mungkin menjadi manajer kelas yang efektif.

Kelebihan :

Karena memiliki daftar tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak harus dilakukan. Biasanya dapat ditemukan dalam artikel: Tiga puluh cara untuk memperbaiki perilaku peserta didik, misalnya karena daftar ini sering merupakan resep yang cepat dan mudah, pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan “buku masak”.

Pendekatan ini cenderung menumbuhkan sikap reaktif pada diri guru dalam memanajeneni kelas. Dengan kata lain guru bisanya memberikan reaksi terhadap masalah tertentu dan sering menggunakannya dalam jangka pendek

  1. Pendekatan Instruksional

Pendekatan instruksional adalah pendekatan yang mendasarkan kepada pendirian bahwa pengajaran yang dirancang dan dilaksanakan dengan cermat akan mencegah timbulnya sebagian besar masalah manajerial kelas. Pendekatan ini berpendapat bahwa manajerial yang efektif adalah hasil perencanaan pengajaran yang bermutu.Dengan demikian peranan guru adalah merencanakan dengan kebutuhan dan kemampuan setiap peserta didik.

Kelemahan :

Para penganjar pendekatan instruksional dalam manajemen kelas cenderung memandang perilaku instruksional guru mempunyai potensi mencapai dua tujuan utama manajemen kelas. Tujuan itu adalah: 1) mencegah timbulnya masalah manajerial, dan 2) memecahkan masalah manajerial kelas. Cukup banyak contoh yang membuktikan bahwa kegiatan belajar-mengajar yang direncanakan dan dilaksanakan dengan baik adalah merupakan faktor utama dalam pencegahan timbulnya masalah manajemen kelas.

Anggapan bahwa dalam suatu perencanaan dan pelaksanaan akan mencegah munculnya masalah tingkah laku anak didik dan memecahkan masalah itu bila tidak bisa dicegah, namun masing- masing peserta didik memiliki permasalahan yang berbeda

Kelebihan :

Pendekatan ini berpendapat bahwa manajerial yang efektif adalah hasil perencanaan pengajaran yang bermutu.Dengan demikian peranan guru adalah merencanakan dengan kebutuhan dan kemampuan setiap peserta didik.

Mengajar untuk mencegah dan menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang baik.Para penganjur instruksional dalam manajameen kelas cenderung memandang perilaku instruksional guru mempunyai potensi mencapai dua tujuan utama manajemen kelas yaitu mencegah timbulnya masalah menejerial dan memecahkan masalah manajerial kelas.

  1. Pendekatan Pengubahan Perilaku

Pendekatan pengubahan perilaku didasarkan pada prinsip-prinsip psikologi behaviorisme. Prinsip utama yang mendasari pendekatan ini adalah perilaku merupakan hasil proses belajar. Prinsip ini berlaku baik bagi perilaku yang sesuai maupun perilaku yang menyimpang

Kelemahan :

Penganjur pendekatan ini berpendapat bahwa seorang peserta didik berperilaku menyimpang adalah disebabkan oleh salah satu dari dua alasan berikut: 1) peserta didik telah belajar berperilaku yang tidak sesuai, atau 2) peserta didik tidak belajar berperilaku yang sesuai. Pendekatan pengubahan perilaku dibangun atas dasar dua asumsi utama yaitu: 1) empat proses dasar belajar, 2) pengaruh kejadian-kejadian dalam lingkungan. Tugas guru adalah menguasai dan menerapkan empat prinsip dasar belajar.Prinsip tersebut adalah penguatan positif, hukuman, penghentian, dan penguatan negatif.

Proses belajar sebagian atau bahkan seluruhnya dipengaruh oleh kejadian – kejadian yang berlangsung di lingkungan. Penguatan perilaku tertentu sejalan dengan usaha belajar yang hasilnya akan memperoleh ganjaran / hadiah (penguatan atau pendorong). Usaha pemberian hadiah atau ganjaran ini dimaksud untuk memberi penguatan tertentu agar muncul suatu perilaku baru yang semakin mantap, kuat dan disetujui.Perilaku tertentu yang diberi ganjaran cenderung untuk diteruskan.

Kelebihan :

Pendekatan pengubahan perilaku dibangun atas dasar dua asumsi utama yaitu: 1) empat proses dasar belajar, 2) pengaruh kejadian-kejadian dalam lingkungan. Tugas guru adalah menguasai dan menerapkan empat prinsip dasar belajar.Prinsip tersebut adalah penguatan positif, hukuman, penghentian, dan penguatan negatif.

Pendekatan penghukuman ini dianggap bermanfaat bila segera menghentikan atau menghilangkan penampilan tingkah laku yang tak disukai sambil melaksanakan system penguatan yang tepat bagi kelayakan penampilan perilaku tertentu yang disukai.Memperlihatkan persetujuan terhadap perilaku yang isukai dan sebaliknya merupakan tindakan yang efektif untuk membina tingkah laku pembelajar dalam kelas adalah kunci dalam pengelolaan kelas melalui pengubahan perilaku.

  1. Pendekatan Iklim Sosio-Emosional

Pendekatan iklim sosio-emosional dalam manajemen kelas berakar pada psikologi penyuluhan klinikal, dan karena itu memberikan arti yang sangat penting pada hubungan antar pribadi.Pendekatan ini dibangun atas dasar asumsi bahwa manajemen kelas yang efektif (dan pengajaran yang efektif) sangat tergantung pada hubungan yang positif antara guru dan peserta didik. Guru adalah penentu utama atas hubungan antar dan iklim kelas. Oleh karena itu, tugas pokok guru dalam manajemen kelas adalah membangun hubungan antar pribadi yang positif dan meningkatkan iklim sosio-emosional yang positif pula.

Kelemahan :

Pendekatan ini dibangun atas dasar asumsi bahwa manajemen kelas yang efektif (dan pengajaran yang efektif) sangat tergantung pada hubungan yang positif antara guru dan peserta didik. Guru adalah penentu utama atas hubungan antar dan iklim kelas. Oleh karena itu, tugas pokok guru dalam manajemen kelas adalah membangun hubungan antar pribadi yang positif dan meningkatkan iklim sosio-emosional yang positif pula.

Kegiatan pembelajaran di sekolah berlangsung dalam suatu kelompok tertentu.Kelas adalah suatu sistem sosial yang memiliki ciri – ciri sebagaimana dimiliki oleh sistem sosial lainnya.

Kelebihan :

Pendekatan ini dibangun atas dasar asumsi bahwa manajemen kelas yang efektif (dan pengajaran yang efektif) sangat tergantung pada hubungan yang positif antara guru dan peserta didik. Guru adalah penentu utama atas hubungan antar dan iklim kelas. Oleh karena itu, tugas pokok guru dalam manajemen kelas adalah membangun hubungan antar pribadi yang positif dan meningkatkan iklim sosio-emosional yang positif pula.

Pembelajar perlu dilayani dengan penuh penghargaan sehingga pengajar mengupayakan sejauh mungkin kemungkinan yang menimbulkan kegagalan yang efeknya bisa membunuhkan motivasi, kecemasan, tanpa harapan, dan menyingkirkan perangsang timbulnya tingkah laku menyimpang.Kelas yang diliputi oleh hubungan inter-personal yang baik merupakan kondisi yang beriklim sosio emosional yang baik.Sehingga menjadikan pembelajar merasa tenteram tanpa suatu ancaman atau dikejar-kejar oleh kekuasaan/ penekatan tertentu.

  1. Pendekatan Proses Kelompok

Premis utama yang mendasari pendekatan proses kelompok didasarkan pada asumsi-asumsi barikut: 1) kehidupan sekolah berlangsung dalam lingkungan kelompok, yakni kelompok kelas, 2) tugas pokok guru adalah memnciptakan dan membina kelompok kelas yang efektif dan produktif, 3) kelompok kelas adalah suatu system social yang mengandung cirri-ciri yang terdapat pada semua system social, 4) pengelolaan kelas oleh guru adalah menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang menunjang terciptanya suasana belajar yang menguntungkan.

Kelemahan :

Komunikasi, baik verbal maupun non-verbal adalah dialog antara anggota-anggota kelompok.Komunikasi mencakup kemampuan khas manusia untuk saling memahami buah pikiran dan perasaan masing-masing.Komunikasi yang efektif berarti menerima pesan menafsirkan dengan tepat pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan. Oleh karena itu, tugas rangkap guru adalah membuka saluran komunikasi sehingga semua siswa menyatakan buah pikiran dan perasaanya dengan bebas, menerima buah pikiran dan perasaan siswa

Menumbuhkan pada diri pengajar dan pembelajar yang realistik tepat dan jelas, Suatu kelompok dalam kelas terciipta jika terrdapat kepemimpinan yang didistribusikan pada semua anggota kelompok, sehingga setiap anggota merasakan bahwa mereka mempunyai tanggungjawab untuk melaksanakan tugas kelompok dengan baik, Menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik, positif di antara anggota kelompok yang menungkinkan dalam pengelolaan kelas dan menghindari tingkah laku yang menyimpang

Kelebihan :

Premis utama yang mendasari pendekatan proses kelompok didasarkan pada asumsi-asumsi barikut: 1) kehidupan sekolah berlangsung dalam lingkungan kelompok, yakni kelompok kelas, 2) tugas pokok guru adalah memnciptakan dan membina kelompok kelas yang efektif dan produktif, 3) kelompok kelas adalah suatu system social yang mengandung cirri-ciri yang terdapat pada semua system social, 4) pengelolaan kelas oleh guru adalah menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang menunjang terciptanya suasana belajar yang menguntungkan

Menekankan pentingnya cirri-ciri kelompok sehat yang terdapat dalam kelas didukung adanya saling berhubungan antar pembelajar dalam kelompok dikelas itu.Membantu kelompok yang bertanggung awab atas perbuatan kelompok.Kelompok yang berfungsi secara efektif dapat melakukan pengawasan yang mantap terhadap anggota-anggitanya.

  1. Pendekatan Eklektik

Wilford A. Weber menyatakan bahwa pendekatan dengan cara menggabungkan semua aspek terbaik dari berbagai pendekatan manajemen kelas untuk menciptakan suatu kebulatan atau keseluruhan yang bermakna, yang secara filosofis, teoritis, dan/atau psikologis dinilai benar, yang bagi guru merupakan sumber pemilihan perilaku pengelolaan tertentu yang sesuai dengan situasi disebut pendekatan eklektik (Wilford A. Weber, 1986). Dua syarat yang perlu dikuasai oleh guru dalam menerapkan pendekatan eklektik yaitu: 1) menguasai pendekatan-pendekatan manajemen kelas yang potensial, seperti pendekatan Pengubahan Perilaku, Penciptaan Iklim Sosio-Emosional, Proses Kelompok, dan 2) dapat memilih pendekatan yang tepat dan melaksanakan prosedur yang sesuai dengan baik dalam masalah manajemen kelas ( M. Endang dan T. Raka Joni, 1983)

Kelemahan :

Pendekatan Perubahan Tingkah Laku dipilih, misalnya bila tujuan tindakan manajemen kelas yang akan dilakukan adalah menguatkan tingkah lakupeserta didik yang baik dan/atau menghilangkan perilaku peserta didik yang kurang baik; pendekatan Penciptaan Iklim Sosio-Emosional dipergunakan apabila sasaran tindakan manajemen kelas adalah peningkatan hubungan antar pribadi guru dan peserta didik; sementaa itu pendekatan Proses Kelompok dianut bila seorang guru ingin kelompoknya melakukan kegiatan secara produktif

Penggunaan pendekatan ini dalam suatu situasi mungkin dipergunakan salah satu dan dalam situasi lain mungkin harus mengkombinasikan dan atau ketiga pendekatan tersebut (potensialitas, kreatifitas, dabn inisiatif).

Kelebihan :

Kemampuan guru memilih strategi manajemen kelas yang sangat tergantung pada kemampuannya menganalisis masalah manajemen kelas yang dihadapinya. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku dipilih, misalnya bila tujuan tindakan manajemen kelas yang akan dilakukan adalah menguatkan tingkah lakupeserta didik yang baik dan/atau menghilangkan perilaku peserta didik yang kurang baik; pendekatan Penciptaan Iklim Sosio-Emosional dipergunakan apabila sasaran tindakan manajemen kelas adalah peningkatan hubungan antar pribadi guru dan peserta didik; sementaa itu pendekatan Proses Kelompok dianut bila seorang guru ingin kelompoknya melakukan kegiatan secara produktif

Eklektik : Pendekatan ini menekankan pada potensialitas, kreatifitas, dabn inisiatif wali atau guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya.

  1. Pendekatan Analitik Pluralistik

Berbeda dengan pendakatan eklektik, pendekatan analitik pluralistik memberi kesempatan kepada guru memilih strategi manajemen kelas atau gabungan beberapa strategi dari berbagai pendekatan manajemen yang dianggap mempunyai potensi terbesar berhasil menanggulangi masalah manajemen kelas dalam situasi yang telah dianalisis.Guru yang bijaksana menghargai pendekatan dan strategi manajemen kelas yang mempunyai konsep yang baik.Dengan demikian, pendekatan analitik pluralistik memperluas jangkauan pendekatan.Pendekatan analitik pluralistik berupa pemilihan diantara berbagai strategi manajemen kelas suatu atau beberapa strategi yang mempunyai kemungkinan menciptakan dan menampung kondisi-kondisi yang memberi kemudahan kepada pembelajaran yang efektif dan efisien.

Kelemahan :

Pendekatan analitik pluralistik berupa pemilihan diantara berbagai strategi manajemen kelas suatu atau beberapa strategi yang mempunyai kemungkinan menciptakan dan menampung kondisi-kondisi yang memberi kemudahan kepada pembelajaran yang efektif dan efisien.

Analitik Pluralistik : Kelemahanya mendominasi tergantung berdasarkan jenispendekatan apa yang akan dipakai guru dalam mengatasi masalah yang dihadapinya.

Kelebihan :

Berbeda dengan pendakatan eklektik, pendekatan analitik pluralistik memberi kesempatan kepada guru memilih strategi manajemen kelas atau gabungan beberapa strategi dari berbagai pendekatan manajemen yang dianggap mempunyai potensi terbesar berhasil menanggulangi masalah manajemen kelas dalam situasi yang telah dianalisis.Guru yang bijaksana menghargai pendekatan dan strategi manajemen kelas yang mempunyai konsep yang baik.Dengan demikian, pendekatan analitik pluralistik memperluas jangkauan pendekatan. Pendekatan analitik pluralistik berupa pemilihan diantara berbagai strategi manajemen kelas suatu atau beberapa strategi yang mempunyai kemungkinan menciptakan dan menampung kondisi-kondisi yang memberi kemudahan kepada pembelajaran yang efektif dan efisien.Pendekatan Analitik Pluralistik, contoh: guru bisa menangani masalah yang terjadi di dalam kelas dengan mudah, seperti anak yang nakal, berkelahi, pemalu dll, karena dalam pendekatan analitik pluralistik guru bisa memilih strategi manajemen kelas yang dianggapnya paling berpotensi untuk pembelajaran.Guru dapat memilih dan menggabungkan secara bebas pendekatan- pendekatan sesuai dengan kemampuan selama maksud dan penggunaannnya untuk pengelolaan kelas sehingga proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan efisien

  1. Usaha Pencegahan Masalah Dalam Pengelolaan Kelas

       Pengelolaan kelas merupakan kegiatan atau tindakan guru dalam rangka penyediaan

kondisi yang optimal agar proses belajar mengajar berlangsung efektif. Tindakan tersebut dapat berupa tindakan yang bersifat pencegahan dan atau tindakan yang bersifat korektif.

Tindakan yang bersifat bersifat pencegahan (prefentif) yaitu dengan jalan menyediakan kondisi baik fisik maupun kondisi sosio emosional sehingga terasa benar oleh siswa rasa kenyamanan dan keamanan untuk belajar. Sedangkan tindakan yang bersifat korektif merupakan tindakan terhadap tingkah laku yang menyimpang dan merusak kondisi optimal bagi proses belajar mengajar yang sedang berlangsung.[3] Tindakan yang bersifat korektif terbagi dua, yaitu tindakan yang seharusnya segera diambil guru pada saat terjadi gangguan (dimensi tindakan) dan penyembuhan (kuratif) terhadap tingkah laku yang menyimpang yang terlanjur terjadi agar penyimpangan tersebut tidak berlarut-larut.

  1. Usaha Yang Bersifat Pencegahan (Preventif)

Tindakan pencegahan adalah tindakan yang dilakukan sebelum munculnya tingkah laku yang menyimpang yang mengganggu kondisi optimal berlangsungnya pembelajaran. Keberhasilan dalam tindakan pencegahan merupakan salah satu indikator keberhasilan manajemen kelas. Konsekuensinya adalah guru dalam menentukan langkah-langkah dalam rangka manajemen kelas harus merupakan langkah yang efektif dan efisien untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Adapun langkah-langkah pencegahannya (Maman Rahman : 1998) sebagai berikut :

  1. Peningkatan Kesadaran Diri Sebagai Guru

Langkah peningkatan kesadaran diri sebagai guru merupakan langkah yang strategis dan mendasar, karena dengan dimilikinya kesadaran ini akan meningkatkan rasa tanggung jawab dan rasa memiliki yang merupakan modal dasar bagi guru dalam melaksanakan tugasnya. Implikasi adanya kesadaran diri sebagai guru akan tampak pada sikap guru yang demokratis, sikap yang stabil, kepribadian yang harmonis dan berwibawa. Penampakan sikap seperti itu akan menumbuhkan respon dan tanggapan positif dari pesefrta didik.

  1. Peningkatan Kesadaran Peserta Didik

Interaksi positif antara guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran terjadi apabila dua kesadaran (kesadaran guru dan peserta didik) bertemu. Kurangnya kesadaran peserta didik akan menumbuhkan sikap suka marah, mudah tersinggung, yang pada gilirannya memungkinkan peserta didik melakukan tindakan-tindakan yang kurang terpuji yang dapat mengganggu kondisi optimal dalam rangka pembelajaran. Untuk meningkatkan kesadaran peserta didik, maka kepada mereka perlu melaksanakan hal-hal tersebut : (1) memberitahukan akan hak dan kewajibannya sebagai peserta didik, (2) memperhatikan kebutuhan, keinginan dan dorongan para peserta didik, (3) menciptakan suasana saling pengertian, saling menghormati dan keterbukaan antara guru dan peserta didik.

  1. Sikap Polos Dan Tulus Dari Guru

Guru hendaknya bersikap polos dan tulus terhadap peserta didik. Sikap ini mengandung makna bahwa guru dalam segala tindakannya tidak boleh berpura-pura bersikap dan bertindak apa adanya. Sikap dan tindak laku seperti itu sangat mempengaruhi lingkungan belajar, karena tingkah laku, cara menyikapi dan tindakan gurumerupakan stimulus yang akan direspon atau diberikan reaksi oleh peserta didik. Kalau stimuli itu positif maka respon atau reaksi yang akan muncul adalah negatif. Sikap hangat, terbuka, mau mendengarkan harapan atau keluhan para siswa,akrab dengan guru akan membukakemungkinan terjadi interaksi dan komunikasi wajar antara guru dan peserta didik.

  1. Mengenal Dan Mngenal Alternatif Pengelolaan

Untuk mengenal dan menemukan arternatif pengelolaan, langkah ini menuntut guru : (1) melakukan tindakan identifikasi berbagai penyimpangan tingkah laku peserta didik baik individual maupun kelompok. Penyimpangan perilaku peserta didik baik individual maupun kelompok tersebut termasuk penyimpangan yang disengaja dilakukan peserta didik yang hanya sekedar untuk menarik perhatian guru atau teman-temannya., (2) mengenal berbagai pendekatan dalam manajemen kelas. Guru hendaknya berusaha menggunakan pendekatan manajemen yang dianggap tepat untuk mengatasi suatu situuasi atau menggantinya guru lainnya yang gagal atau berhasil sehingga dirinya memiliki alternatif yang bervariasi dalam menangani berbagai manajemen kelas.

  1. Menciptakan Kontrak Sosial

Penciptaan kontrak sosial pada dasarnya berkaitan dengan “standar tingkah laku” yang diharapkan seraya memberi gambaran tentang fasilitas bserta keterbatasannya dalam memenuhi kebutuhan peserta didik. Pemenuhan kebutuhan tersebut sifatnya individual maupun kelompok dan memenuhi tuntutan dan kebutuhan sekolah. Standar tinkah laku ini dibentuk melalui kontrak sosial antara sekolah/guru dan peserta didik norma atau nilai yang turunnya dari atas dan tidak dari bawah, jadi sepihak, maka akan terjadi bahwa norma itu kurang dihormati dan ditaati. Oleh sebab itu, dalam rangka mengelola kelas norma berupa kontrak sosial (tata tertib) dengan sangsinya yang mengatur kehidupan didalam kelas, perumusannya harus dibicarakan atau disetujui oleh guru dan peserta didik. Kebiasaan yang terjadi dewasa ini bahwa aturan-aturan sebagai standar tingkah laku berasal dari atas (sekolah/guru). Para peserta didik dalam hal ini hanya menerima saja apa yang ada. Mereka tidak memiliki pilihan lain untuk menolaknya. Konsekuensinya terhadap kondisi demikian memungkinkan timbulnya persoalan-persoalan dalam pengelolaan kelas katrena pesertan didik tidak merasa turut membuat serta memiliki peraturan sekolah yang sudah ada tersebut.

  1. Usaha Yang Bersifat Penyembuhan (Kuratif)

Kegiatan yang bersifat penyembuhan mengikuti langkah sebagai berikut :

  1. Mengidentifikasi masalah

Pada langkah ini, guru mengenal atau mengetahui masalah-masalah pengelolaan kelas yang timbul dalam kelas. Berdasar masalah tersebut guru mengidentifikasi jenis penyimpangan sekaligus mengetahui latar belakang yang membuat peserta didik melakukan penyimpangan tersebut.

  1. Menganalisis masalah

Pada alngkah ini, guru menganalisi penyimpangan peserta didik dan menyimpulkan latar belakang yang membuat peserta didik melakukan penyimpangan tersebut.

  1. Menilai alternatif-alternatif pemecahan

Pada langkah ini guru menilai dan memilih alternatif pemecahan masalah yang dianggap tepat dalam menanggulangi masalah.

  1. Mendapatkan balikan

Pada langkah ini guru melaksanakan monitoring, dengan maksud menilai keampuhan pelaksanaan dari alternatif pemecahan yang dipilih untuk mencapai sasaran yng sesuai dengan yang direncanakan. Kegiatan kilas balik ini dapat dilaksanankan dengan diadakan pertemuan dengan para peserta didik. Maksud pertemuan perlu dijelaskan oleh guru sehingga peserta didik mengetahui serta menyadari bahwa pertemuan diusahakan dengan penuh ketulusan, semata-mata untuk perbaikan, baik untuk peserta didik maupun sekolah.

  1. Usaha Yang Bersifat Mengajak (Persuasif)

Persuasif adalah seni dalam meyakinkan seseorang untuk melakukan sesuatu. Ada banyak kiat dan taktik untuk menguasainya. Tetapi, hal itu bukan hanya berpengaruh dalam jangka pendek. Cara Meningkatkan Motivasi Belajar, banyak siswa yang justru untuk mencapai angka/nilai yang baik.

Sehingga yang dikejar hanyalah nilai ulangan atau nilai raport yang baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi belajar yang sangat kuat. Yang perlu diingat oleh guru, bahwa pencapaian angka-angka tersebut belum merupakan hasil belajar yang sejati dan bermakna. Harapannya angka-angka tersebut dikaitkan dengan nilai afeksinya bukan sekedar kognitifnya saja.

Hadiah adalah cara memotivasi siswa supaya giat belajar, mampu memotivasi siswa untuk belajar adalah perjuangan yang dihadapi oleh semua guru. Mampu memotivasi siswa untuk belajar memang menjadi tantangan yang dihadapi para guru sehari-hari. Ini merupakan salah satu komponen penting dari pengajaran yang efektif, termasuk pengaturan kelas. Jika siswa tidak termotivasi belajar, maka besar kemungkinan mereka tidak akan terlibat dalam pelajaran. Lalu, jika mereka tidak terlibat dalam pelajaran akan menyebabkan bermacam masalah dalam manajemen kelas.

Leave a comment